Sugeng Rawuh

Home Refinance Loanpamartajawa ayo-ayo samya udhu "wiji" klungsu, dhudhah-dhudhah budaya jawa, jajag-jajag kedhunge basa, pawitan suku jaja ateken janggut, pawadan sregep tinon lan takon, cukla-cukli mbremana sandhi, pancadan sumarah manembah mring kersane Hyang Widhi Wasesa. dimen lestari jiwa jawi wani anjawani anjarwani...

Readmore

Sugeng Rawuh Sanggar Sastra Jawa, Ketoprak, Wayang, Pranatacara, paes lan tari, Yudhistira 5, Banguntapan, Bantul, Ngayogyakarta....

Readmore

Urip Sejati, Sejati Urip Urip iku rasa, rasa iku urip, urip tanpa rasa iku reca. wira wiri ora rumangsa wirang karana wus ilang rasane den samudana ora krasa, direrepa ora rumangsa, disendhu ora digugu, dipenggak nyangkal tenggak, digatra sansaya ndadra Atine tan tanggap, esmune sepi ing sasmita, meguguk mangutha waton, mbondhan tanpa ratu watake pekok tan kena ginepok alok, sikepe mbedhug boten kinukup ing gludhug

Readmore

Minggu, 19 April 2009

Bendung Kahyangan dan Komunitas Seni Kampoeng Budaya Pendoworejo

Menapak hari Rabu terakhir Kelender Tahun Jawa, 24 Sapar 1940 Tahun Ehe Windu, watak wungu, pranoto mangsa kasanga, pangarasan lakuning srengenge, pancasuda lebu katiup angin, dina pare, Rabu Kliwon 24 Safar 14265 H atau kalender internasional 14 Maret 2007, atas prakarsa Komunitas Seni Kampoeng Budaya Pendoworejo menggelar upacara tradisi “Saparan Rabu Pungkasan”. Masyarakat 17 Dusun di lingkup wilayah Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, berduyun menuju satu titik pusat acara yakni Bendung Kahyangan. Bukan tanpa alasan jika Bendung Kahyangan dipilih sebagai tempat ritual kenduri rabu Pungkasan, menurut Lurah Desa Pendoworejo R. Landung Wiyono, hulu Sungai Kahyangan merupakan tempuran dua sungai yang airnya secara turun temurun memberi kehdupan bagi masyarakat, yang digunakan untuk irigasi pertanian, ternak maupun mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Upacara ritual dimulai dari Sanggar Budaya “Bodronoyo” dengan arak-arakan tumpeng yang melambangkan rasa syukur yang bergunung-gunung, serta beberapa sesaji lain yang dikemas dalam wadah “tenong” bambu, yang masing-masing sarat makna dan filiosofi. Perjalanan menuju Bendung Kahyangan yang berjarak 3 km ditempuh dengan jalan kaki melintasi perkampungan, tak ayal penduduk dan anak-anak antusias menyambut berjajar di sepanjang jalan menuju arena upacara. Kirab dan arak-arakan ini menjadi menarik karena di ikuti oleh berbagai atraksi seni dari performing art sejumlah Mahasiswa ISI Yogyakarta, Gejok Lesung, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) TeMBI, Komunitas Seni Kampoeng Budaya, Kelompok Jathilan (Kuda Lumping) Turangga Muda, Komunitas Vespa, serta iring-iringan masyarakat penggembira yang secara keseluruhan membentuk formasi barisan sepanjang 1 km lebih.

Sesampai di Bendung Kahyangan, kenduri pun dimulai dengan terlebih dahulu diadakan upacara-upacara tradisi dan doa yang dipimpin oleh penetua (sesepuh) Desa Pendoworejo, Kyai Marto Rejo. Sementara itu, Ki Sri Moelyonoi, S.Sos. selaku Ketua Panitia dalam laporannya menyebutkan bahwa Upacara Rabu Pangkasan di Bendung Kahyangan ini merupakan agenda rutin yang secara turun temurun puluhan tahun dilakukan. “pada perkembangannya hari ini acara mempunyai tiga sasaran yakni, melestarikan dan memelihara sikap kebersamaan, kerukunan serta kearifan lokal masyarakat, mengangkat potensi seni dan budaya, serta menghidupkan geliat Desa Pendoworejo sebagai Kampoeng Budaya atau desa wisata dengan memberikan fasilitas back ground laboratoriuum alam yang asri” kata Sri Mulyono dalam laporannya.

Berkaitan dengan upacara Rabu Pungkasan Tahun 2007 ini Sri Mulyono yang juga seorang dalang itu mengungkapkan beberapa agenda penyerta lain yakni : Lomba Lukis Anak TK-SD se Kabupaten Kulon Progo, dengan tema Lingkungan Hidup dan Tradisi dikuti oleh 50 anak terseleksi, Festival Jathilan yang dikuti oleh 6 group, Atraksi Kolaborasi pelukis 4 penjuru angina 5 pancer yang di motori oleh pelukis Godod Sutejo dan didukung puluhan pelukis dari 4 arah angin, yakni Purworejo –Temanggung (barat), Ambarawa-Salatiga (utara), Banyuwangi-Solo (timur), Bantul-Cilacap (selatan), dan Pendoworejo, Kulon Progo sebagai pancernya. (pusat.red). “Yang membanggakan secar keselurruhan upacara tradisi ini dilakukan dengan dana swadaya murni dari masyarakat, tidak sepeserpun mendapat bantuan dari puhak manapun, baik swasta maupun pemerintah, inilah modal mendasar yang harus terus dipelihara sehingga ke depan dengan dukungan dan keterlibatan semua pihak maka diharapkan acara dapat terselenggara semakin meriah” ungkap Sri Moelyono menutup laporannya.

Upacara adat tradisi unik ini, dihadiri oleh Bupati Kulon Progo H. Toyo S Dipo, Ketua DPRD Kulon Progo Drs. Kasdiyono, Kepala Dinas Pariwisata, serta perangkat struktural pemerintah lainnya. Dalam sambutannya Toyo S Dipo menyampaikan rasa bangganya atas upaya-upaya konkrit dari masyarakat untuk mejaga tradisi dan mengembangkan budaya seperti yang berlangsuung di Pendoworejo ini. Toyo juga tidak bisa menyembunyikan rasa kekagumannya melihat suasana keakraban masyarakat serta potensi Bendung Kahyangan yang begitu indah manawan. “Dalam masa jabatan saya ke dua ini, saya begitu menyesal mengapa saya terlambat mengetahui keberadaan dan potensi Bendung Kahyangan, oleh karena itu saya mendukung sepenuhnya semua kegiatan Kampoeng Budaya Pendoworejo dan segala sesuatunya perlu dikaji dan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait, agar menjadi semakin tertata” ujar Bupati Kulon Progo.

Menandai kegiatan Kampoeng Budaya, pada kesempatan itu Bupati Kulon Progo melepas burung merpati putih sebagai simbul ketulusan, kebebasan dan kedamaian. Kenduri Saparan Rabu Pungkasan, diakhiri dengan dhahar kembul (makan bersama) makanan “tenongan” sesaji berupa nasi gurih, ingkung ayam, aneka buah-buahan, dhawet, yang dsajikan oleh masyarakat, tampak Bupati beserta rombogan begitu menikmati santapan serta suasana alam Bendung Kahyangan yang segar. Menutup rangkaian saparan ini pada malam harinya digelar pentas Wayang Kulit semalam suntuk di Sanggar Seni Bodronoyo, oleh among siswa Habiranda Kraton Ngayogyakarta, sekaligus dibagikan hadiah serta tropi berbagai lomba yang diselenggarakan.

KJG-

0 komentar:

Posting Komentar

Sugeng Rawuh, lenggah sekeca kaaturan segahan sedhah kinang utawi dhahar ses, sinartan imbal wacana saha paring dhawuh panyaruwe.

Maturnuwun aturipun panyaruwe, sampun katampi kanthi sae, tumunten badhe kula aturaken nawala balesan.